Minggu, Maret 01, 2009

Perkembangan Kondisi IKE s.d. 22 Februari 2009

Sejak Desember 2008, aku berusaha untuk bisa mengajak dik Ike melakukan kontrol rutin sebulan sekali ke RS Persahabatan. Aku ‘gak mau lengah, sebulan pun. Dari referensi yang kudapat, penyebaran kanker diibaratkan bagai deret ukur, cepat sekali, malah nyaris tidak sebanding dengan prosentase daya kerja dari pengobatan medis yang diberikan. Namun it’s just a theory. Jangan sekali-lagi putus asa dari rahmat Allah. Tetaplah ikhtiar sesuai syar’i. Ada kekuatan diatas segala kekuatan. Kekuatan Allah SWT.


Konsultasi yang dilakukan bulan lalu (Januari) dengan dr. Elisna di Griya Puspa RS Persahabatan, ternyata hanya konsultasi. Padahal kita sangat berharap waktu itu ada pengambilan cairan pleura. Dr Elisna berpendapat bahwa pengambilan cairan itu hanya incidental, ketika pasien merasa sesak. Dan itu bukan solusi yang signifikan bagi dik Ike yang produksi cairan pleuranya tidak sebanyak 5 bulan lalu (berdasarkan perbandingan hasil rontgen termasuk hasil rontgen pada hari itu juga). Saat kami tanyakan, apakah ada obat atau cara untuk menghentikan produksi cairan itu, Dokter rujukan di RS Persahabatan itu menjawab diplomatis bahwa ilmu kedokteran belum sampai pada tahap tersebut. Aku lalu berfikir, bahwa untuk kasus penyakit yang diderita isteriku, harapan melalui pengobatan dengan cara medis tinggal 50%. Hal itu bukan berarti ada keputusasaan pada kami. Tapi, Bagaimana bisa berharap banyak jika yang menanganinya sudah mengatakan bahwa ilmu-nya sudah tidak bisa menjangkau itu. Kesimpulan yang bisa kuambil, bahwa tidak ada lagi tindakan medis untuk mengobati kanker paru yang diderita isteriku.

----------------

Setelah kemoterapi ke-enam pada akhir Nopember 2008, kegiatan di rumah yang rutin dilakukan adalah jalan-jalan pagi, konsumsi jus buah sehari tiga kali, konsumsi jus Tahitian noni, madu habbassaudah, konsumsi sayuran, refreshing otak, dan beberapa kegiatan lain yang menurut kami mendukung penyembuhan. Ike harus menjaga makanannya dari kandungan bahan2 pengawet, termasuk daging. Salah satu hal yang mendukung hal itu adalah, Ike dari dulu memang vegetarian!. Namun diakui bahwa terdapat penurunan asupan makanan yang dikonsumsi.

Sampai dengan akhir bulan Januari 2009, Alhamdulillah kemampuan Ike berjalan kaki bisa dikatakan lebih kuat dari sebelumnya. Kalau beberapa bulan lalu nafas tersengal hanya untuk menempuh 10-an meter, sekarang jalan dari rumah ke Masjid yang jaraknya +/- 500meter sudah bisa dilakukan nyaris tanpa nafas tersengal. Batuk yang dulu, sekarang sudah tidak ada lagi. Tetapi sekarang posisi bahu kiri lebih rendah dari pada bahu kanan. Menurut Dokter sih, ada penciutan ukuran paru sebelah kiri. Paru2 yang selama ini mengandung cairan.

Awal Februari 2009, kami melanjutkan kontrol bulanan ke dr. Elisna. Lagi-lagi tidak dilakukan tindakan punksi. Akhirnya kami meminta dokter untuk membuat pengantar CT-Scan, sekaligus minta agar dilakukan pemeriksaan darah. Seperti biasanya, untuk CT-Scan yang menggunakan askes di Griya Puspa, harus dilakukan penjadwalan. Artinya CT-Scan bagi pemegang kartu Askes tidak dapat dilakukan secara tiba-tiba. Jadwal CT-scan kami adalah 12 Februari 2009.

Rabu 11 Februari, aku mendapat informasi dari Neni Dianasari, salah seorang IPC Tahitian Noni International, bahwa pemeriksaan Cyfra 2.11 (tumor marker) untuk mendiagnosis sebaran kanker dapat dilakukan di Prodia (Kramat Raya) atau di Pramita (Matraman). Namun setelah kukonfirmasikan, ternyata Prodia tidak lagi melayani cyfra.
Bagi peng-konsumsi TNJ seperti halnya istriku, cyfra ini diperlukan untuk mengetahui dosis yang paling tepat dalam mengkonsumi TNJ.

Kamis, 12 Februari,
Hari ini aku mohon ijin tidak masuk kantor kepada pimpinan untuk mengantarkan Ike menjalani CT-Scan plus kontras di Griya Puspa dengan menggunakan Askes.
CT-scannya sendiri hanya sekitar 20 menit, tapi menunggu giliran discan itu yang harus ekstra sabar, karena bisa sampai 2 jam. Hasil CT-scan ini baru bisa diambil paling cepat 2 hari setelah dilakukannya CT-scan. Itu berarti hari Senin depan. Kurasa hal-hal yang seperti inilah yang seharusnya bisa dibenahi manajemen Griya Puspa.
Sebenernya, foto ct-scan dan penjelasan tertulis dari dokter Radiologi bisa dikeluarkan dalam satu hari kerja. Namun hal itu hanya berlaku bagi Pasien umum. Kenapa sih harus dilakukan diskriminasi penyerahan hasil scan antara Pasien umum dengan pasien Askes padahal dua-duanya bisa diberlakukan sama (selesai dalam 1 hari kerja)? Kenapa sih hasil ct scan untuk pasien Askes diperlambat sampai dua hari kerja? Apakah mereka (manajemen Griya Puspa) tidak berfikir betapa pentingya hasil itu bahwa waktu dua hari untuk seorang pasien kanker stage IIIb adalah pertarungan antara hidup dan mati.? Alasan bisnis? Lalu dimanakah hati nurani?
Tapi, the show must go on…

Setelah dzuhur di RS Persabahatan, kami langsung ke klinik Pramita di Matraman untuk meminta dilakukan pemeriksaan darah guna mengetahui penanda tumor (tumor marker) yang istilah laboratoriumnya, cyfra 21.1. Biayanya 450ribu. Ternyata hasil laboratorium ini baru bisa diambil pada Kamis minggu depan. Koq lama? Usut punya usut, ternyata Pramita mengeluarkan hasil cyfra 21.1 itu setiap hari Kamis. Jadi, jika pemeriksaan cyfra dilakukan pada hari Rabu, maka hasilnya bisa diperoleh keesokan harinya (1 hari). Atau jika pemeriksaan dilakukan pada Kamis sebelum jam 9 pagi, sore hari hasilnya sudah bisa diambil. Klinik ini buka mulai pukul 6 pagi.

Minggu, 15 Februari 2009
Dua atau tiga hari lalu, beberapa IPC di Tah itian Noni (Pak Slamet, Pak Piter, dan Neni Diana) memberikan informasi acara “Health Talk” yang dilaksanakan hari ini di Kantor Tahitian Noni di Menara Anugerah, Kuningan Jaksel.
Kawan2 ini betul2 mensupport informasi bagiku. Informasi tentang acara2 penting di TNI (Tahitian Noni Internasional) banyak kuperoleh dari mereka, baik melalui email maupun telpon. Mereka merekomendasikan agar aku dan Ike bisa hadir dalam “health Talk” kali ini.

Hari ini adalah jadual Ike untuk melakukan terapi bekam. Terapi ini dilakukan di Rumah Sehat Thibbun Nabawwiy di dekat Masjid Taqwa Kayu Manis II Jakarta Timur, di Klinik-nya Pak Slamet. Terapist-nya mBak Lilis, isteri Pak Slamet sendiri. Sebulan sekali kami (Ike dan aku sendiri) dibekam di klinik ini, rata-rata bekam dilakukan sekitar 1 s.d. 2 jam. Selesai bekam, ba’da dzuhur, bersama Pak Slamet kami menuju Kantor Tahitian Noni untuk mengikuti acara “health Talk”-nya dr. Amarullah Siregar.

Hari ini kami memberikan testimony penggunaan Tahitian Noni Juice di hadapan peserta healt talk. Beberapa hari sebelumnya, Pak Slamet dan Pak Piter memang mengajukan nama kami untuk memberikan testimony di Menara Anugerah. Mereka menilai bahwa dalam kondisi dengan penyakit kanker paru seberat yang dialami Ike, kondisi fisik Ike tetap terlihat fit.

Topik pembahasan health talk kali ini adalah tentang kanker.
Faktor pemicu kanker dikategorikan sebagai Nuclear Factor kafa Beta (NF-kβ). NF-kβ diaktifkan oleh berbagai unsur; misalnya karsinogen, stress, infeksi, endotoxin, dll. Tapi yang bikin aku terperangah adalah ketika sang Dokter menerangkan bahwa kemoterapi yang dipercaya kalangan medis sebagai salah satu jalan dalam membasmi kanker, justru merupakan salah satu pengaktif NF-kβ, pemicu kanker itu sendiri. Menurut pengakuan sang Dokter, Dia adalah dokter yang tidak menyetujui penggunaan kemoterapi dalam pengobatan penyakit apapun termasuk kanker.

Acara ini berlangsung sejak 13.30 s.d. 17.00.
Banyak hal baru tentang kanker yang kudapat dalam pertemuan ini yang tidak didapat dari dokter2 yang selama ini merawat isteriku.

Baca Selengkapnya...

Rabu, Januari 21, 2009

SAKOLA URANG AYEUNA

Ini adalah copy-paste tulisan 'teh Neni Andriani di blog alumni SMA NeCis ditulis pada 19 Nopember 2008

Suatu hari, seorang bapa menelepon, mengaku bernama pa Madha. Rasanya kok kenal ya ? siapa sih bapa ini tiba-tiba menelepon dengan riang gembira ? Rasanya kenal, tapi dimana ? ternyata oh ternyata, beliau salah seoarang guru SMA Necis ! hah ? Subhanallah…20 tahun ! pantes asa kenal, da emang kenal banget. Pa Madha itu guru olah raga waktu saya kelas 1 SMA…hapunten pa…akhirnya setelah bernostalgia dikit bapa kita ini bercerita, bahwa sekolah kita tercinta sedang giat-giatnya membangun, sayangnya dana yang terbatas sedikit menjadi kendala, jadi pihak sekolah berinisiatif menghubungi para alumni untuk meminta bantuan dalam bentuk apapun demi untuk membantu pembangunan. Waktu itu dalam benak saya terpikir, kasian sekali kalo guru-guru nganjang ke rumah alumni satu persatu untuk minta bantuan. Mending kalo orang ybs ada, udah gitu rumahnya juga jauh-jauh meskipun masih sa kota Bandung. Akhirnya saya punya gagasan, usul ke beliau gimana kalo saya hubungi teman-teman alumni yang di Bdg, kita kumpul di satu tempat aja biar bapa-bapa guru kita ga kesusahan cari-cari anak nya. Pa Madha sih setuju banget waktu itu. Setelah kasak-kusuk sana-sini, seorang sahabat berkenan mensponsori acara ini, dicari lah waktu dan tempat yang pas wat temu kangen antara alumni dan guru-guru sekolah.


Alhamdullilah, pada suatu pagi yang cerah, dengan rahmat Allah swt, kita bertemu dalam suasana yang penuh kangen dan mengharukan. Betapa tidak, waktu itu hadir Pa Ajat Sudrajat kepala sekolah (dulu th 88 mah guru bhs Indonesia), pa Santoip yang masih ngajar PMP, Pa Madha guru olah raga, beberapa orang guru baru dan surprise….! seorang teman sekelas waktu kelas 1, yang terkenal baong dan berandal (maklum anak terminal cilimus) sekarang udah jadi guru matematika skaligus seksi rohani di SMA Necis ! perilakunya berubah 360 derajat ! Subhanallah…mantan preman dah jadi ustadz. Namanya Pa Ahmad, tapi saya lebih seneng memanggilnya Minung, seperti waktu dia masih jadi preman terminal….hehehe

Setelah kangen-kangenan dengan guru-guru dan alumni (yang datang dari berbagai angkatan lho, dari mulai angkatan ‘79 sampe 2004 ada )..duh senengnya..sampe ke acara pokok yaitu mengumpulkan sumbangan secara spontan. Alhamdullilah, terkumpul dana sekitar 16 juta an lebih…waktu itu pa Ajat sampe dareuda karena terharu n bahagia…matanya berkaca-kaca…hatur nuhun ke semua alumni yang menyempatkan diri hadir, terutama sahabat-sahabat angkatan ‘88 yang secara tak langsung dinobatkan sebagai panitia pelaksana dan “pelopor” acara temu kangen ini…

Setelah acara ini usai, komunikasi saya dengan SMA Necis semakin intens. Hampir seminggu sekali pasti kita telpon-telponan, ato sms an. Kalo ada kegiatan di sekolah suka diundang, tapi sayangnya karena jauh jadi cukup pidu’ana ajah…tapi dalam hati sih bertekad, satu hari pasti akan datang ke sekolah. Maklum, meski sering mudik ka lembur di Linggajati tapi ga pernah mampir ka sakola…padahal banyak kenangan lho di situ teh, bukan somse, isin aja rasanya teh…joledar pisan ka almamater teh nya…?

Satu hari di bulan Juli, saya akhirnya mampir ka sakola. Subhanallah….alangkah indahnya sakola urang ayeuna ! bedaaa pisan dengan 20 tahun lampau…lebih hijau, bersih, lengkap fasilitasnya. Duh sampe terkagum-kagum. Takjub. Guru-guru seneng banget kita bisa datang ke sekolah, menyaksikan langsung keadaan sekolah sekarang. Beliau2 ngasih tau kemajuan dan prestasi yang diperoleh SMA Necis setelah 20 tahun saya tinggalkan. Saya juga jadi tau pasti sumbangan uang yang diberikan teman-teman di acara temu kangen dulu. Ada yang udah jadi WC putri sepuluh unit berwarna pink yang girly, ada juga sumbangan langsung teman-teman kelas A1 th ‘88 yang memperindah beberapa ruangan kelas dengan memasang lantai keramik, tempat nyantai adik-adik kelas kita di pinggir lapangan basket di bawah rimbunnya pohon-pohon merambat…guci-guci untuk berwudhu di depan kelas masing-masing, bunga-bunga mekar dengan cantik, tanaman sayuran n apotek hidup di proyek green house yang udah sering panen…matak pikabetaheun pokona mah….Pantes aja kalo SMA Necis beberapa kali jadi juara “Sekolah berwawasan lingkungan” sampe tingkat nasional lho…Bravo, we proud of you !

Dari obrolan dengan guru-guru kita, saya juga jadi tau bahwa Bapak Kepala Sekolah kita, Bapak Ajat itu punya semangat membangun yang amat tinggi. Selama kepemimpinan beliau di SMA Necis banyak prestasi yang berhasil diraih. Tapi sekali lagi, ada kendala dalam pendanaan. Kalo hanya menunggu dan berharap bantuan dari pemerintah rasanya kok cape yaa ? sekolah kan banyak pisan di Indonesia Raya ini, ga mungkin banget kalo ngarep-ngarep terus dari pemerintah. Meski memang banyak juga bantuan tapi lebih banyak untuk hal-hal yang pokok. Sementara untuk fasilitas yang ingin lebih dilengkapi sekolah memerlukan bantuan dari kita sebagai alumni. Beberpa kegiatan eskul kan tidak dibantu pemerintah, mau ga mau sekolah harus nyari biaya ekstra untuk membiayainya. Beberapa kegiatan eskul ini mendatangkan pelatih dari luar sekolah, misalnya futsal. Untuk lingkup kabupaten, lumayan terpandang tim futsal kita ini, yang repot kalo harus bertanding ke luar kota Kuningan, biaya terbatas banget. Nah, “tugas” kita alumni untuk nyari jalan keluarnya, nyari cara untuk bantuin pembiayaan eskul…ayo…ayo…para dermawan alumni SMA necis diantos dan diharapkan partisipasi aktifnya dalam rangka pembangunan almamater tercinta….
Baca Selengkapnya...

Jumat, Desember 19, 2008

Kemoterapi Kelima dan Keenam (5 s.d. 11 Oktober dan 28-10 s.d. 02-11 2008)

Bulan-bulan Oktober dan Nopember ini, kesibukan di kantor sangat membutuhkan efektivitas pemanfaatan waktu, meskipun selama ini pun kita setiap hari kerja selalu menggunakan waktu istirahat untuk menyelesaikan pekerjaan. Aku terbiasa menggunakan waktu istirahat hanya untuk sholat dzuhur dan makan siang. Kesibukan ini juga berakibat pada tidak terurusnya blog ini. Beberapa bulan lalu, aku memanfaatkan sela-sela jeda waktu kerja di kantor untuk menulis blog, kadang-kadang juga memanfaatkan waktu tengah malam di rumah untuk menulis blog setelah sholat malam dengan isteriku.


Kemoterapi kelima dan keenam dijalani seperti kemoterapi sebelumnya. Yang agak berbeda dari kemoterapi kelima dan keenam ini adalah efek samping paska kemo.
Dua hari setelah kemoterapi kelima, Ike masih merasakan kesemutan pada telapak kaki dan telapak tangan. Nafsu makan masih belum ada karena rasa hambar di lidah. Rasa ngilu di persendian, dan rasa sakit di sekujur badan juga masih dirasakan setelah kemoterapi kelima. Biasanya semua itu dirasakan sampai hari kelima setelah kemo.

dr Endah, Sp.P melakukan punksi pleura karena dari hasil foto rontgen masih terlihat adanya cairan di paru-paru sebelah kiri. Punksi yang ke-10 ini dilakukan sebelum menjalani kemo. Dalam punksi kali ini, selain 500cc cairan pleura yang dikeluarkan, juga dilakukan tindakan manual pengeluaran gelembung udara dari paru-paru. Ternyata setelah beberapa kali menjalani punksi pleura, terdapat kemungkinan masuknya udara dari luar melalui lubang injeksi. Alhasil, tindakan punksi kali ini memakan waktu kurang lebih 2,5 jam. Berbeda dengan cairan pleura sebelumnya, cairan kali ini berwarna jauh lebih bening jika dibandingkan dengan cairan pleura sebelumnya. Kami berdo’a mudah-mudahan ini pertanda baik bagi kesehatan Ike.
Pada kemo kelima dan keenam ini, obat yang digunakan masih tetap 9 botol anzatax dan 2 botol carboplatin yang dicampur dengan cairan NaCl.

Satu hari setelah kemoterapi keenam, kami dizinkan pulang. Hari kedua setelah kemo keenam ini, ada rasa sakit yang teramat sangat di sekujur badan Ike. Aku masih ingat ketika Ike menelponku sambil menangis menahan rasa sakit itu. Tak ada yang bisa dilakukan ketika itu selain meminta pertolongan Allah SWT. MP3 ruqyah yang kudownload dari internet dan audio alma’tsurat dari ustadz Slamet hampir tiap saat diperdengarkan menggunakan earphone. Ike berupaya tidak tergantung pada obat pereda nyeri yang dalam racikannya mengandung codein. Selain itu, aku pun berupaya memberikan semangat dalam perjuangan isteriku melawan kanker ini. Aku menangis di tahajjud-ku memohon pertolongan Allah untuk kesembuhan isteriku. Aku menangis membayangkan rasa sakit itu…

Sampai hari kelima paska kemo keenam, rasa sakit dan berbagai perasaan tak menentu menemani Ike. Meskipun demikian, do’a-do’a kami memohon kesembuhan kepada Allah tak henti-hentinya kami ucapkan selain upaya menjalani pengobatan dengan metode kedokteran dan terus mengkonsumsi Tahitian noni juice. Allahumma robbannaas, adzhibil ba’tsa wasyfi, Anta Syaafiy, Laa Syifaa’a illa syifaa uka, syifaa’an laa yughodiru saqoma.
Baca Selengkapnya...

Selasa, Oktober 14, 2008

KEMOTERAPI KEEMPAT

10 s.d. 13 September 2008

CT-scan thorax menjadi salah satu prosedur sebelum menjalani kemoterapi keempat. Dari hasil CT-scan ini, pengobatan kanker paru dengan kemoterapi dievaluasi, terutama evaluasi terhdapa tingkat keberhasilan kemoterapi. Prosedur lainnya – seperti pemeriksaan urine dan darah-tetap dijalani. Mulai saat ini, Dokter yang menangani isteriku adalah dr. Endah, Sp.P

Dari hasil CT-scan ini, dokter radiologi di RS Persahabatan menyatakan bahwa ada pengecilan ukuran lesi (tumor) di paru kiri. Pengecilan diperkirakan mencapai 50%. Ada rasa syukur kehadirat Allah SWT atas kenyataan ini. Aku berfikir bahwa ini adalah buah dari do’a-do’a yang dimohonkan, dari TNJ dan spirulina yang terus dikonsumsi, dari ketabahan dan ketawakallan, dan dari dukungan keluarga, kerabat, dan kawan-kawan.



Paska kemoterapi ketiga, efek kemoterapi tidak terlalu dirasakan. Tidak seperti kondisi paska kemo sebelumnya. Diare dan mual serta hilangnya selera makan memang ada selama 3 hari paska kemo ketiga.
Prosedur untuk rawat inap dan kemoterapi keempat di RS Persahabatan masih seperti prosedur sebelumnya. Obat-obatan untuk kemoterapi juga masih terdiri dari 8 botol anzatax dan 2 botol carboplatin. Tetapi, aku harus mendapatkan satu kantong darah B dari PMI karena ketika pemeriksaan darah, hemoglobin isteriku dibawah ambang batas toleransi kemo. Untuk prosedur permintaan darah ini, aku mendapatkan pengantar dari Ruang Soka Bawah tempat isteriku dirawat. Surat Pengantar ini dibawa ke PMI yang letaknya didalam areal laboratorium 24 jam RSP. Beruntung karena persediaan darah B di laboratorium ini mencukupi.
Darah ini dimasukkan ke tubuh isteriku melalui selang infus selama 4 jam.

Kemo mulai dilaksanakan pada Kamis malam tanggal 15 September pkl.00.00 WIB dan berakhir pada Jum’at malam. Hari Jum’at sore aku menyelesaikan semua pembiayaan perawatan. Satu hari paska pelaksanaan kemo, dilakukan punksi pleura karena berdasarkan hasil rontgen paru kiri ternyata masih terdapat banyak cairan. Dari punksi kali ini, cairan yang berhasil dikeluarkan mencapai + 750cc.
Sore hari-nya kami diizinkan pulang.
Baca Selengkapnya...

Hadiah Buku dan Terapi Bekam

Beberapa hari lalu paska kemoterapi ketiga, Amrullah-temen kuliah dulu yang sama-sama di Kantor pusat memberikan sebuah buku bagus. Buku itu berjudul “Zikir Menyembuhkan Kankerku” karangan Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, MA. Buku yang mengisahkan pengalaman seorang penderita Kanker Ganas yang telah divonis hanya bertahan hidup selama 3 bulan dan maksimal 1 tahun.


Banyak pelajaran yang bisa diambil setelah membaca buku itu. Untuk melawan kanker, memang diperlukan perjuangan yang gigih dalam menjalani terapi-nya. Selain itu, kekuatan do’a juga mengambil peran penting. Mungkin inilah yang sering dikatakan faktor medis dan non medis. Alhasil, sang penulis bisa bertahan hidup sampai sekarang, padahal pada tahun 1997 dia sudah divonis hanya bertahan hidup paling lama 1 tahun.
Buku itu menjadi salah satu motivasi diri untuk tetap berusaha berjuang melawan penyakit. Seberat apapun penyakit itu,. karena menurut Islam semua penyakit ada obatnya.

Terapi Bekam
Hari Selasa (9/9) sore kami meninggalkan Bogor menuju Jakarta. Kami singgah di Klinik Herba Thibbun Nabawi milik ustadz Slamet di Jl. Kayu Manis II, Jakarta Timur di belakang Masjid Attaqwa. Kami sudah bikin janji untuk dilakukan terapi bekam (hijamah), salah satu terapi cara Rasulullah yang kami yakini bisa mengobati berbagai macam penyakit.

Aku sendiri sudah merasakan keberhasilan terapi bekam untuk mengobati sakit maag. Sekitar tahun 2005, ketika masih di Kota Tanjungbalai, aku mengidap penyakit maag. Terapi medis dengan cara pemberian antasida ternyata hanya sebatas meredakan nyeri lambung beberapa saat. Sebenarnya sudah lama aku ingin mencoba terapi Rasulullah ini, tapi di Tanjungbalai ketika itu aku tidak menemukan ahli bekam. Ketika tahu bahwa di Kota Kisaran (+ 23 km dari Tanjungbalai arah ke Medan) telah berdiri klinik bekam (Fatahillah Ruqyah Center), aku mendatanginya. Aku pun diterapi. Alhamdulillah, sejak saat itu penyakit maag-ku sembuh. Sampai sekarang, aku tidak lagi merasakan nyeri lambung akibat maag. Bahkan makanan pantangan untuk orang berpenyakit maag sudah bisa kunikmati.

Hari ini, di Klinik ini, Ike diterapi bekam. Kami hanya punya keyakinan bahwa pengobatan hijamah (bekam) ini adalah pengobatan yang diajarkan Nabi. Pasti ada rahasia positif yang terkandung didalamnya. Kelak, kami juga akan melakukan terapi ruqyah. Waktu yang dibutuhkan sekitar satu jam untuk terapi ini. Pasien wanita ditangani oleh terapis perempuan, sedangkan terapis pria menangani pasien pria.
Usai diterapi bekam, kami berbincang dengan beberapa orang terapis, termasuk ustadz Slamet, Pengelola klinik thibbun nabawiy.

Kami menginap di klinik ini. Letaknya sekitar 3 km dari RS Persahabatan, sehingga kami bisa lebih pagi tiba RSP keesokan harinya yang memang dijadwalkan untuk CT-scan Thorax dengan kontras.
Baca Selengkapnya...

Kamis, September 25, 2008

TAHITIAN NONI JUICE (2)

Manfaat Proxeronine pada Tahitian Noni Juice
sumber : www.noniorigin.com

Tahitian NONI Juice mengandung zat yang disebut PROXERONINE yang merupakan bahan baku dari alkaloid XERONINE. PROXERONINE dalam Tahitian NONI Juice diserap oleh tubuh dan diolah menjadi XERONINE dengan menggunakan enzim PROXERONINASE dan SEROTONIN (Hormon) yang ada di dalam tubuh.

XERONINE merupakan alkaloid hidup yang akan diserap oleh sel-sel tubuh. XERONINE mengaktifkan kembali sel-sel yang mati sehingga proses respirasi dari sel kembali berjalan, nutrisi yang kita konsumsi akan diserap sempurna dan kotoran dari sel akan dikeluarkan dari tubuh sehingga sel-sel yang sakit akan disehatkan kembali. Tahitian NONI Juice akan menyeimbangkan atau menormalkan kembali fungsi tubuh.


Menurut hasil penelitian Dr. Heinicke, ahli biokimia yang dimuat dalam Bulletin of the National Botanical Garden (1985), Noni ternyata banyak mengandung Proxeronine yang merupakan bahan pembentuk Xeronine, sejenis alkaloid yang sangat penting untuk menggerakkan enzim-enzim dalam tubuh agar berfungsi secara sempurna. Kekurangan Xeronine dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan, seperti radang sendi, tekanan darah tinggi, gangguan akibat proses penuaan, bahkan kanker.

Untuk menanggulangi gangguan kesehatan yang disebabkan kurangnya produksi Xeronine oleh tubuh, mengkonsumsi Proxeronine tambahan dari luar akan sangat membantu untuk memulihkan berbagai gangguan kesehatan tersebut. Uniknya, jika dikonsumsi pada saat perut penuh, keampuhannya justru menurun. Ini karena pepsin dan asam lambung akan merusak enzim yang berfungsi memecah xeronine. Oleh karena itu, untuk keperluan pengobatan, ekstrak buah Noni sebaiknya dikonsumsi saat PERUT KOSONG.

Sejalan dengan penelitian Dr. Heinicke, seorang dokter asal Amerika Serikat, Neil Solomon MD PhD , juga menyatakan bahwa Tahitian Noni Juice memang bermanfaat dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Antara lain, kanker, sakit jantung, stroke, diabetes dan sebagainya. Dalam Nature’s Amazing Healer, Noni Solomon menyatakan Tahitian Noni Juice ternyata mengandung berbagai zat yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh, dalam kadar yang sangat tinggi. Seperti xeronine, proxeronine, serotonin, yang memiliki kegunaan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Manfaat Noni juga diakui oleh peneliti Jepang T. Hiramatsu. Dalam penelitiannya, Hiramatsu dan koleganya telah mengamati efek lebih dari 500 ekstrak tanaman tropis yang berkhasiat penangkal terhadap pertumbuhan bibit sel kanker. Ternyata ekstrak buah Noni terbukti paling efektif menumpas pertumbuhan sel kanker. Hasil penelitian yang dimuat dalam Cancer Letters 73 (1993) itu juga menyatakan bahwa senyawa obat yang ampuh untuk menumpas pertumbuhan sel kanker adalah damnacanthal.

Baca Selengkapnya...

Kamis, September 18, 2008

KEMOTERAPI KETIGA

(RS PERSAHABATATAN, 24 Agustus s.d. 1 September 2008)


Kondisi Ike tiga hari terakhir ini menjelang kemoterapi yang ketiga ini kulihat memang kurang fit. Namun kami tetap memenuhi ketentuan jadwal kemo. Prosedur yang dijalani untuk kemoterapi ketiga ini, sama dengan kemo yang kedua. Didahului dengan pemeriksaan terhadap urine yang ditampung selama 24 jam, dan pemeriksaan daerah. Kemo dilakukan pada hari Selasa (26/8). Obat-obatan yang diberikan juga sama (paclictaxel dan carboplatin).

Namun, effek yang dirasakan ternyata lebih berat dari kemoterapi sebelumnya. Satu hari paska kemo, Ike mual-mual, diare dan beberapa kali muntah, meskipun sebelum kemo telah di-injeksikan obat anti mual Ranitidine. Dokter Hezza memberikan resep New diatabs untuk anti diare tapi aku lupa obat anti muntahnya.


Sampai dua hari setelah kemo, kondisi Ike masih lemah. Itulah sebabnya dokter tidak mengizinkan kami pulang. Biasanya dua hari setelah kemo, kami diizinkan untuk pulang.
Tanggal 30 Agustus 2008, dokter melakukan punksi pleura (pengambilan cairan di paru-paru). Ini adalah punksi yang ketujuh sejak bulan Juni lalu. Pada pengambilan cairan ini, diperoleh 1000ml berwarna kehitaman. Kami selalu berharap, ketika diare do’a kami adalah semoga penyakit yang ada didalam tubuh Ike keluar bersama dengan diare-nya. Demikian juga ketika melihat cairan yang berwarna agak hitam itu, kami pun berdo’a semoga sel-sel kanker, sel-sel yang sudah dirusak kanker, dan penyakit-penyakit yang diakibatkan cairan itu, keluar bersama cairan pleura.
Hari ini, akhir Agustus 2008, dokter Hezza berdialog empat mata denganku. Dia memberitahukan progress kemoterapi dari yang pertama sampai yang ketiga ini. Aku tak akan menceritakan pembicaraan itu di blog ini. Aku hanya berharap, bantuan do’a dari pembaca untuk kesembuhan Ike. AKu yakin, do’a para pembaca mempunyai kekuatan yang maha dahsyat dari Sang Khalik untuk menyembuhkan kanker paru Ike, dan sekaligus bisa mematahkan teori kedokteran yang disampaikan oleh dr.Hezza.

Ramadhan di RS Persahabatan
Ahad 31/8, hari terakhir bulan Sya’ban 1429H. Kami belum juga diperbolehkan pulang. Harus kuakui, hari ini aku ingin segera keluar dari RS ini, mengawali Ramadhan besok dengan anak-anak di rumah Bogor. Tapi memang kondisi Ike belum memungkinkan karena hari-hari ini masih dalam masa pemulihan efek paska kemo. Entahlah, hari ini ada rasa sedih yang biasanya tidak kurasakan. Rasa rindu dengan anak-anak benar-benar menjadi beban yang menggelayut, apalagi besok Ramadhan. Ramadhan ini, kami ingin mengajarkan berpuasa pada si kembar. Kami juga ingin memonitor tadarusannya Ghifary, hal yang rutin dilakukan ketika Ramadhan. Ah, memang harus bersabar menghadapai ujian ini…..

Ahad malam, Masjid RS Persahabatan melaksanakan sholat tarawih 8 rokaat plus witir 3 rakaat. Full. Dinihari, tidak sulit untuk mencari tempat dan menu makan sahur. Di dalam RS ada kantin dengan berbagai menu yang buka 24 jam selama Ramadhan. Kalau mau pilihan lain, banyak warung tempat makan di luar areal RSP. Untuk kebutuhan jasmani, di RSP ini cukup memadai dan sangat membantu ketika menjalankan puasa.

Di moment Ramadhan ini, ketika do’a gampang terkabul, aku memohon pada Allah SWT agar penyakit yang diderita isteriku segera dihilangkan. AKu juga memohon semoga ketabahan, kesabaran, dan ketawakkalan selalu bersama kami dalam menjalani ujian ini.
"Allahumma robban naas, adzhibil ba’sa wasyfi Anta syafi. Laa syifaa’a illa syifa uka.
Syifaan la yughodiru saqoma."

“Ya Allah Tuhan (Pemelihara) Manusia, Hilangkan rasa sakit ini dan sembuhkanlah. Engkaulah Dzat yang Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan selain kesembuhan dari –Mu. Kesembuhan yang tidak mendatangkan penyakit.”

Selasa (3/9) kami diizinkan pulang ke Bogor setelah kondisi Ike memungkinkan untuk itu. Tapi protocol RS mengharuskan kami kembali untuk CT scan Thorax pada tanggal 11 September.
Baca Selengkapnya...