Selasa, Oktober 14, 2008

Hadiah Buku dan Terapi Bekam

Beberapa hari lalu paska kemoterapi ketiga, Amrullah-temen kuliah dulu yang sama-sama di Kantor pusat memberikan sebuah buku bagus. Buku itu berjudul “Zikir Menyembuhkan Kankerku” karangan Prof. Dr. H.M. Amin Syukur, MA. Buku yang mengisahkan pengalaman seorang penderita Kanker Ganas yang telah divonis hanya bertahan hidup selama 3 bulan dan maksimal 1 tahun.


Banyak pelajaran yang bisa diambil setelah membaca buku itu. Untuk melawan kanker, memang diperlukan perjuangan yang gigih dalam menjalani terapi-nya. Selain itu, kekuatan do’a juga mengambil peran penting. Mungkin inilah yang sering dikatakan faktor medis dan non medis. Alhasil, sang penulis bisa bertahan hidup sampai sekarang, padahal pada tahun 1997 dia sudah divonis hanya bertahan hidup paling lama 1 tahun.
Buku itu menjadi salah satu motivasi diri untuk tetap berusaha berjuang melawan penyakit. Seberat apapun penyakit itu,. karena menurut Islam semua penyakit ada obatnya.

Terapi Bekam
Hari Selasa (9/9) sore kami meninggalkan Bogor menuju Jakarta. Kami singgah di Klinik Herba Thibbun Nabawi milik ustadz Slamet di Jl. Kayu Manis II, Jakarta Timur di belakang Masjid Attaqwa. Kami sudah bikin janji untuk dilakukan terapi bekam (hijamah), salah satu terapi cara Rasulullah yang kami yakini bisa mengobati berbagai macam penyakit.

Aku sendiri sudah merasakan keberhasilan terapi bekam untuk mengobati sakit maag. Sekitar tahun 2005, ketika masih di Kota Tanjungbalai, aku mengidap penyakit maag. Terapi medis dengan cara pemberian antasida ternyata hanya sebatas meredakan nyeri lambung beberapa saat. Sebenarnya sudah lama aku ingin mencoba terapi Rasulullah ini, tapi di Tanjungbalai ketika itu aku tidak menemukan ahli bekam. Ketika tahu bahwa di Kota Kisaran (+ 23 km dari Tanjungbalai arah ke Medan) telah berdiri klinik bekam (Fatahillah Ruqyah Center), aku mendatanginya. Aku pun diterapi. Alhamdulillah, sejak saat itu penyakit maag-ku sembuh. Sampai sekarang, aku tidak lagi merasakan nyeri lambung akibat maag. Bahkan makanan pantangan untuk orang berpenyakit maag sudah bisa kunikmati.

Hari ini, di Klinik ini, Ike diterapi bekam. Kami hanya punya keyakinan bahwa pengobatan hijamah (bekam) ini adalah pengobatan yang diajarkan Nabi. Pasti ada rahasia positif yang terkandung didalamnya. Kelak, kami juga akan melakukan terapi ruqyah. Waktu yang dibutuhkan sekitar satu jam untuk terapi ini. Pasien wanita ditangani oleh terapis perempuan, sedangkan terapis pria menangani pasien pria.
Usai diterapi bekam, kami berbincang dengan beberapa orang terapis, termasuk ustadz Slamet, Pengelola klinik thibbun nabawiy.

Kami menginap di klinik ini. Letaknya sekitar 3 km dari RS Persahabatan, sehingga kami bisa lebih pagi tiba RSP keesokan harinya yang memang dijadwalkan untuk CT-scan Thorax dengan kontras.

2 komentar:

Terapi Bekam mengatakan...

Alhamdulillah, telah merasakan manfaat dari terapi bekam juga ya.
Kebetulan juga saya praktisi terapi bekam.

Semoga terapi bekam semakin subur dan benar-benar dijadikan solusi baik dalam merawat, mencegah dan mengobati kesehatan.

Anonim mengatakan...

Jazakallah atas komentar-nya,
mudah-mudahan terapi kesehatan ala Rasulullah lebih dikenal oleh ummat Islam.