Rabu, September 10, 2008

KANKER PARU (Bagian 1 dari 4)

Apakah Kanker Paru-Paru itu?

Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling parah di seluruh dunia. Lima jenis kanker yang paling umum adalah paru-paru, payudara, colorectal, lambung dan hati. Di seluruh dunia, lebih dari 10 juta orang didiagnosa mengidap kanker setiap tahunnya. Namun, dengan kemajuan pengobatan kanker, penderita kini bisa berbesar hati karena tahu bahwa mereka dapat disembuhkan (Laporan Kanker Dunia 2003 dari World Health Organisation, Badan Internasional untuk Riset Kanker).

Pada stadium dini, kanker paru cukup sulit dikenali. Bila ukurannya masih kecil, atau kira-kira kurang dari 3 cm, penyakit tersebut umumnya tidak memberikan keluhan yang berarti. Bila ukuran kanker sudah lebih besar dan menjalar ke berbagai organ lain, barulah akan menimbulkan keluhan, seperti batuk-batuk sampai batuk yang disertai darah. Tak jarang pula, timbul sesak napas disertai suara mengi setempat.

Sesak napas umumnya timbul secara perlahan, dan makin lama makin berat. Sesak nafas ini terjadi sebagai akibat dari terjadinya penumpukan cairan di rongga pleura (rongga antara lapisan paru dan dinding dada). Volume cairan itu sendiri bisa mencapai satu liter lebih. Bayangkan, cairan yang sedemikian banyaknya tentu akan menimbulkan kesulitan untuk menarik dan mengeluarkan nafas.

Ada dua jenis kanker paru-paru utama:

Kanker paru-paru sel kecil (SCLC/Small cell lung cancer)
SCLC dapat tumbuh dan menyebar cepat ke aliran darah dan bagian tubuh lain. Seringkali, penyakit ini sudah dalam tahap lanjut ketika terdiagnosa. Biasanya, kanker ini diobati dengan kemoterapi dan bukan pembedahan.

Tahapan Kanker Paru Paru Sel Kecil
Dokter membagi kanker paru-paru sel kecil menjadi dua tahapan:
1. Tahap terbatas: Kanker hanya ditemukan pada satu paru-paru saja dan pada jaringan di sekitarnya.
2. Tahap ekstensif: Kanker ditemukan di jaringan dada di luar paru-paru tempat asalnya. Atau kanker ditemukan di organ-organ tubuh yang jauh.

Kanker paru-paru bukan sel kecil (NSCLC/Non-small cell lung cancer)
NSCLC merupakan jenis kanker paru-paru yang lebih umum, dan tidak seagresif SCLC. NSCLC cenderung tumbuh dan menyebar lebih lambat. Jika terdeteksi sejak dini, pembedahan dan/atau terapi radiasi dan kemoterapi bisa memberikan kemungkinan untuk sembuh. Ada 3 subtipe utama dari kanker paru-paru bukan sel kecil, yaitu adenocarcinoma, carcinoma sel squamosa dan carcinoma sel besar.
Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.
Lebih dari 80% dari semua kanker paru-paru termasuk dalam jenis kanker bukan sel kecil.

Tahapan pada Kanker Paru-Paru Bukan Sel Kecil
Tahap tersembunyi: Sel kanker paru-paru ditemukan di dahak (sputum) atau di dalam sampel air yang dikumpulkan saat bronkoskopi, tapi tumor tidak terlihat di paru-paru.

Stadium 0: Sel-sel kanker ditemukan hanya pada lapisan terdalam paru-paru. Tumor belum tumbuh menembus lapisan ini. Tumor Stadium 0 juga disebut carcinoma in situ. Tumor ini bukan kanker invasif.

Stadium I: Tumor paru-paru ini bukan kanker invasif. Tumor ini telah tumbuh menembus lapisan terdalam paru-paru dan masuk ke jaringan paru-paru yang lebih dalam. Sel-sel kanker tidak ditemukan pada kelenjar getah bening di sekitarnya.

Stadium II: Tumor paru-paru bisa dalam berbagai ukuran, tapi tumor ini belum menyerang organ-organ tubuh di sekitarnya. Sel-sel kanker ditemukan pada kelenjar getah bening di dekatnya.

Stadium III: Tumor paru-paru ini telah menyebar ke organ tubuh di sekitarnya, atau ke dinding dada, diafragma, pembuluh besar atau kelenjar getah bening di sisi yang sama ataupun di sisi yang berlawanan dari tumor tersebut.

Stadium IV: Pertumbuhan yang ganas bisa ditemukan di lebih dari satu lobus paru-paru yang sama, atau di paru-paru yang lain. Sel-sel kanker dapat ditemukan di bagian lain tubuh, misalnya di otak, kelenjar adrenal, hati atau tulang.

Penemuan
Pengenalan awal penyakit ini sulit dilakukan bila hanya berdasarkan keluhan saja. Biasanya keluhan ringan terjadi pada mereka yang masih dalam stage dini yaitu stage I dan II. Data di Indonesia maupun laporan negara maju kebanyakan kasus kanker paru terdiagnosis ketika penyakit telah berada pada stage lanjut (stage III dan IV).

Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk pengenalan awal ini, selain pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan foto toraks dan/atau pemeriksaan sitologi sputum. Pada foto toraks dapat ditemukan gambaran tumor dengan tepi yang tidak rata dan penarikan pleura dan bahkan destruksi tulang dinding dada. Tidak jarang ditemukan gambaran efusi pleura masif sehingga tumor tidak terlihat. Sitologi sputum akan memberikan hasil positif jika tumor ada dibagian sentral atau intrabronkus.

Kemajuan di bidang teknologi endoskopi autoflouresensi telah terbukti dapat mendeteksi lesi prakanker maupun lesi kanker yang berlokasi sentral. Perubahan yang ditemukan pada mukosa bronkus pada lesi keganasan stadium dini sulit dilihat dengan bronkoskop konvensional. Hal itu dapat diatasi dengan bronkoskop autoflouresensi karena dapat mendeteksi lesi karsinoma in situ yang mungkin terlihat normal dengan bronkoskop biasa.

PENTING.!!!!!!
Perhatian khusus harus diberikan kepada pasien yang masuk dalam kelompok risiko dengan diagnosis TB-paru (tuberkulosis paru) dan mendapat pengobatan obat anti-tuberkulosis (OAT). Mereka harus dievaluasi ketat. Jika dalam evaluasi 1 bulan pertama menunjukkan perburukan sebaiknya dipikirkan ke arah kemungkinan kanker paru dan dirujuk ke dokter spesialis paru. Khusus yang disertai keluhan nyeri yang persisten di bahu /lengan /dada dengan ”infiltrat” di puncak paru , bila nyeri tidak hilang dalam 1 – 2 minggu pengobatan kanker paru segera dievaluasi secara amat terarah.

Tes skrining dapat membantu dokter menemukan dan mengobati kanker sejak dini. Beberapa metode pendeteksian kanker paru-paru telah diteliti sebagai uji skrining. Metode-metode dalam penelitian ini mencakup tes dahak (sputum, yaitu lendir yang dibawa dari paru-paru melalui batuk), sinar X untuk dada, atau CT scan spiral (helical).


Tidak ada komentar: