Rabu, September 03, 2008

Komentar via SMS

“setelah baca blog mas Sae, ana nangis. Cobaannya berat sekali, ya. Ana kepingin Bantu, tapi bisa apalah ana. Paling2 cuma bisa Bantu do’a semoga cobaan ini segera berakhir dengan kesembuhan mBak Ike, dan mas Sae tetap sabar.”

“Mas, kalo cerita dib log jangan yang sedih melulu donk. Isteri gue jadi nangis ngebayangin kondisi mBak Ike.Masak gak ada cerita yang lucu sih, kalo gak, copy paste aja dari situs cerita lucu. Kan blog-nya jadi variatif. Tapi…yang sabar ya Mas, semoga mBak Ike cepet sembuh”


“Blog-nya Ok, tapi koq kayak sejarah ‘sih. Mas lebih banyak cerita urutan peristiwa. Aku belum bisa nangkep gimana sikap dan pemikiran Mas thd persoalan yang ada ini. Mgkn saja kita bisa belajar dari Mas bgmn menghadapi masalah kayak gini. Sorry..kritik. he.he.he.. Mas Sae ‘kan gak pernah marah kalo dikritik...”


“Blognya masih gitu2 aja, mana cerita yang barunya? Update-donk”
Itulah beberapa SMS yang aku terima sejak kukabari kepada kawan-kawan bahwa aku punya Blog. Terus terang, aku berharap kawan-kawan yang membaca blog-ku bisa memberikan komentar di blog itu, bukan melalui SMS. Tapi mungkin harapanku terlalu muluk. Ada salah seorang kawan yang ngasih tau, ternyata, beberapa kawan mengetahui cerita dan isi blog setelah di-print-kan oleh kawan yang membacanya langsung melalui internet.

Sejak awal, blog ini memang dibuat untuk menjaga silaturahmi antara (keluarga)ku dengan kawan-kawan. Ada perasaan gembira yang teramat sangat, jika aku menerima SMS atau telepon dari kawan-kawan lama yang nun jauh dari Jakarta, atau sama-sama di Jakarta tapi tak pernah bertemu, menanyakan kabar berita keluarga. Ah, manusiawi-lah jika kita merasa senang ketika orang lain masih mengingat kita.
Aku ingin blog ini jadi buku harianku, seperti yang sering kulakukan pada masa-masa SMA. Aku yakin, kelak kita bisa merasakan hikmah dari setiap peristiwa demi peristiwa yang kita alami saat ini. Kalau pemikiran kita sudah dilandasi bahwa setiap kejadian ada hikmahnya, insya Allah kita tetap sabar menghadapi setiap persoalan hidup.
Sampai saat ini, Blogku memang “terlalu banyak” cerita soal kesehatan Ike, karena kawan-kawan yang nge-sms atau nelpon fokusnya pasti nanyakan perkembangan kesehatan Ike. Aku ingin informasi yang diterima kawan-kawan tentang kami adalah sama, meskipun cara menanggapinya berbeda. Itu persoalan individu masing-masinglah. Jujur saja, ketika aku menulis cerita tentang kondisi Ike, aku menulisnya dengan santai, ringan, dan apa adanya yang kami alami dan jalani, malah kadang-kadang kami berdua diskusi tentang draft yang akan kita posting.

Jadi, jangan sedih lagi donk, Lebih baik bantu kami dengan do’a untuk kesembuhan Ike dari kanker di paru-parunya. Aku berpendapat saat ini, kesedihan tuh tidak menyelesaikan masalah. Ada masalah? Ya, nikmati dan cari solusinya. Bila perlu, ke Pegadaian, karena Pegadaian: mengatasi masalah tanpa masalah.

Tidak ada komentar: