Kamis, Juli 10, 2008

Perjalanan Menuju Kemoterapi (Bag. 1)

Tahun 2008, sejak Januari, merupakan masa yang penuh ujian, terutama bagi isteriku.
Semua berawal dari keluhan nyeri di bagian punggung disertai batuk-batuk sejak Desember 2007.

Januari 2008
Kami berobat kepada seorang dokter avasin di Bogor. Oleh dr. Rosmini Oesman, AV dilakukan terapi avasin, yaitu penggunaan alat tertentu untuk menotok beberapa bagian punggung. Untuk pengobatannya, diberikan beberapa jenis obat herba. Beliau juga menyarankan untuk foto rontgen dan pemeriksaan dahak.Kami melakukan foto rontgen di RS Islam Bogor. Pemeirksaan dahak dilakukan di Laboratorium Prodia Bogor.

Hasil foto rontgen saat itu menggambarkan adanya flek di paru kiri dengan diagnosa TBC, sedangkan hasil pemeriksaan dahak menyatakan bahwa tidak diketemukan bakteri tahan asam (BTA).Dokter Rosmini menyarankan agar mengikuti program TBC yang obatnya gratis di Puskesmas.


Februari
Isteriku ikut program TBC intensif katagori III di Puskesmas Semplak, Bogor dan mulai mengkonsumsi obat anti TBC (OAT) sejak 14 Februari 2008. Untuk perbandingan diagnosa, aku membawa isteriku untuk konsultasi ke dokter paru di RS Marzuki Mahdi (RSMM), Bogor. Dokter paru di RSMM, dr. Koko Harnoko, Sp.P menyarankan agar dilakukan CT-scan paru (thorax), dan terus mengkonsumsi OAT sampai diketahui diagnosis sebenarnya terhadap penyakit ini.

Maret
Salah satu hasil CT-scan thorax dari RS Palang Merah Indonesia (RS PMI) Bogor menyebutkan bahwa terdapat nodul (berukuran + 2x3x1cm) di paru bagian kiri. Isteriku didiagnosa tuberculoma. dr. Koko merujuk kami ke RS Penyakit Respirasi Nasional Persahabatan di Rawamangun, Jakarta Timur. Konsultasi rutin kami lakukan dengan dokter di RS Persahabatan dengan rata-rata frekuensi satu pekan sekali sampai Juni 2008.

April s.d. Mei
Setelah menjalani beberapa test diantaranya : rontgen, CTScan Thorax, Bronkoskopi, dan pemeriksaan cairan pleura, (TTNA gagal dilakukan karena posisi lesi terlalu jauh dan terlalu dekat dengan jantung), isteriku didiagnosa kanker paru.

Juni
Dari hasil pemeriksaan cairan pleura paru kiri, yang pada pengambilan pertama mencapai 600ml, isteriku didiagnosa adenocarcinoma Stadium IIIb. Untuk pembanding, kami memeriksakan cairan pleura dua minggu kemudian sebanyak 500ml ke laboratorium salah satu RS swasta di Bogor. Hasil pemeriksaan kedua dari RS swasta ini, isteriku juga dinyatakan positif adenocarcinoma.

Tanggal 18 Juni 2008, kami mulai menjalani rawat inap di RS Persahabatan untuk dilakukan kemotherapi.



1 komentar:

Anonim mengatakan...

Selain pengobatan medis dan herba, apa mas sae sudah pernah ke pengobatan alternatif? Mgkn hal ini perlu lho. Kan ikhtiar. Tapi hati-hati, jangan sampe yang alternatif malah ada unsur syirik, Semoga mBak Ike cepat sembuh.